![]() |
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto Saat melakukan kunjungan kerja ke Pulau Kundur pada Sabtu (19/8). |
HARIANBERANTAS.CO
-
JAKARTA - Jika Thailand memiliki Monthong dan Malaysia memiliki Musang
King, Indonesia juga bersiap untuk punya jagoan baru yang mendunia. Saat ini,
Kementerian Pertanian tengah melakukan eksplorasi durian unggul Nusantara di
berbagai daerah potensial di seluruh Indonesia.
Salah satu
daerah yang potensi memiliki banyak durian unggul adalah Pulau Kundur, Provinsi
Kepulauan Riau. Saat melakukan kunjungan kerja ke Pulau Kundur pada Sabtu
(19/8), Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa
dirinya ingin melihat langsung seperti apa potensi durian di Pulau Kundur.
"Saya
sangat terkesan. Di Pulau Kundur ini ada pohon durian purba berusia kurang
lebih 200 tahun. Namanya Durian Teloka atau TLK. Meskipun telah berusia ratusan
tahun, pohon durian ini masih produktif dan buahnya ribuan buah ketika
panen," ujar Prihasto.
Saat ditanya
mengenai rasa Durian TLK, Prihasto mengungkapkan bahwa rasanya sangat enak.
"Teksturnya
creamy. Ada rasa manisnya, ada juga pahitnya, dan memiliki aroma alkohol,"
terangnya.
Pemilik pohon
Durian TLK, Hendra menyampaikan bahwa dirinya telah berinisiatif untuk
melakukan perbanyakan. Saat ini, sudah terdapat sekitar 90 pohon Durian TLK.
"Dari 90
pohon itu, yang sudah berproduksi jumlahnya belasan pohon. Rasanya enak dan
banyak peminatnya. Harga jual selama ini mencapai Rp 100.000 per
kilogram," jelas Hendra.
Durian asli
Kundur lainnya yang juga potensi untuk dikembangkan adalah Durian Maspaun.
Rasanya yang creamy, manis, pahit, dan ada cita rasa susu membuat durian ini
memiliki banyak penggemar. Selain Durian Maspaun, ada Durian Masmuar yang
memiliki performa rasa yang luar biasa.
Baik Maspaun
maupun Masmiar, keduanya memiliki warna daging buah keemasan yang sangat
menarik. Kemudian ada Durian Hyumiau atau biasa disebut durian duri hijau,
serta Durian Kepiting Merah.
"Menurut
saya, ini merupakan salah satu durian terbaik dari segi performanya. Tidak
heran kalau banyak yang suka dan harganya sampai Rp 100.000 per kilonya,"
kata Prihasto mengenai Durian Kepiting Merah.
Pada
kesempatan ini pula, Prihasto menyampaikan bahwa sumber daya genetik
durian-durian unggul lokal harus terus didorong ke depan, dengan kerja sama
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten agar
sumber daya genetik yang luar biasa dapat dilindungi dan dijaga bersama.
"Pemerintah
Pusat siap mendukung perlindungan dan pengembangan sumber daya genetik unggul
lokal yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati, sesuai
kebutuhan yang diperlukan, misalnya dengan bantuan pupuk, sarana pengendalian
OPT, perbanyakan benih. Pemerintah Kabupaten juga harus proaktif mendaftar
durian-durian unggul ini sebagai varietas yang resmi terdaftar, dan dilepas,
sehingga pengembangan benihnya dapat segera dilaksanakan," tutup Prihasto.